Resensi Buku: We Love Stress

re_buku_picture_86606

“Bersabarlah, segala sesuatu itu awalnya sulit sebelum menjadi mudah.”

~ Saadi (Penyair Iran)

 

Judul Buku     : We Love Stress

Penulis            : Pauline Leander

Penerbit         : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan          : 1

Tahun terbit  : 2013

Halaman         : xvi +144

Pekerja kantoran di kota besar seperti Jakarta, nampaknya masih jadi profesi yang diidamkan oleh sebagian masyarakat. Gaji besar, fasilitas memadai, dan relasi yang bertambah tentunya membuat para jobseeker bersaing dengan antusias demi mendapat titel karyawan di kota besar. Sayangnya, kesan wah dan kenyamanan tersebut harus diimbangi dengan produktivitas kerja optimal dan tuntunan besar dari perusahaan yang seringkali membuat para karyawan stress.

Lika-liku setiap pekerja kantor tersebut dirangkum dalam buku “We Love Stress”, yang merupakan karya kedua Pauline Leander setelah “Warung Bu Sastro”. Dalam buku ini banyak terdapat kisah seru yang tak kalah dengan aksi konyol, mengherankan, atau membuat geli pembaca karena tingkah karyawan kantor di sebuah perusahaan telekomunikasi ini seperti anak SMA. Mereka kompak, bersemangat, dan selalu punya cara menyiasati kesulitan yang ada. Kebersamaan dan persahabatan yang telah terjalin erat bertahun-tahun telah menghidupkan suasana kantor yang menjadi rumah kedua mereka.

Penuturan kisah dalam “We Love Stress” dipermudah oleh pengenalan tujuh teman penulis yang memiliki karakter beragam, namun saling melengkapi. Ada senior yang terkesan galak namun baik hati, ada teman yang pelupa minta ampun, ada yang mirip pedangdut kenamaan, ada mantan model iklan yang tampilannya selalu rapi, dan sebagainya. Keragaman karakter mereka membawa keriuhan yang berbeda di setiap cerita.

Penulis membawa kita menjelajahi pengalaman seru para karyawan di sebuah perusahaan telekomunikasi di Jakarta. Siapa sangka akan ada kontainer pembawa kacang edamame yang nyangkut di gerbang kantor hingga menyebabkan kemacetan sepanjang jalan Rasuna Said. Bahkan satpam kantor pun heran dengan kontainer berisi kacang yang dipesan oleh satu kantor perusahaan telekomunikasi tersebut.

Kekompakan para karyawan soal berbelanja, pesta durian yang membuat kantor ditegur perusahaan lain, hingga membawa penjual Crocs KW 1 ke ruang meeting merupakan rangkaian petualangan seru yang akan membuat Anda tergelak tak percaya. Masih banyak deretan rahasia para karyawan “bandel” ini dalam keseharian mereka di kantor yang wajib Anda baca.

Kelebihan dari buku ini adalah motivasi secara tersirat yang tersaji lewat 22 cerita yang berbeda. Ketika membaca kisah para karyawan kompak ini, Anda secara tidak sadar akan dipacu untuk lebih berbahagia dalam menyiasati segala kesulitan di kantor. Kelemahan dari buku ini adalah bentuk penulisan yang terlalu deskriptif mengenai penjabaran setiap kisah. Kurangnya dialog membuat latar cerita kurang hidup, melelahkan pembaca karena kurangnya greget dari setiap latar cerita, dan mengurangi pendalaman karakter masing-masing tokoh terkait pengalaman pribadi mereka.

Meski demikian, buku ini layak Anda baca dan sarankan pada teman yang mengalami keputusasaan dalam bekerja. Semoga berbagai cerita lucu, namun sarat hikmah dan “bandel” ini mampu melecut produktivitas Anda ketika kembali ke kantor dan menciptakan pengalaman yang lebih seru, serta menarik, sehingga stres tak lagi menjadi penghalang produktivitas kinerja Anda.

Ndoro Kakung Home, 11 Januari 2015

00:048

Note: Finish!

Tinggalkan komentar